Energi Primer Daerah Topang Pembangkit Listrik Setempat

27-11-2017 / KOMISI VII
Anggota Komisi VII DPR RI Ferry Kase bersama Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII Ke PLTU Tanjung Kasam Batam. Foto: Odjie/od

 

Energi primer yang dimiliki suatu daerah itulah yang seharusnya digunakan untuk menopang kebutuhan pembangkit listrik. Hal tersebut dikemukakan Anggota Komisi VII DPR RI Ferry Kase saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII Ke PLTU Tanjung Kasam Batam Provinsi Kepulauan Riau, Jum’at (24/11/2017).

 

“Kita melihat perkembangan supply listrik PLN khususnya di Batam cukup bagus. Hanya saja disayangkan masih banyak menggunakan bahan bakar fosil, yaitu batu bara sehingga kedepan diharapkan perlu diperhatikan dampak lingkungan jangan sampai semuanya menggunakan bahan bakar fosil yang seharusnya sudah mulai dikurangi,” ungkap Ferry.

 

Politisi Hanura ini juga mengingatkan bahwa penggunaan batu bara sebagai energi utama pembangkit listrik juga harus memikirkan pengolahan limbahnya serta dampaknya terhadap lingkungan hidup disekitarnya.

 

“Harus dipikirkan alternatif lainnya seperti yang sudah ada di Kepri ini yaitu jalur pipa gas untuk penunjang pembangkit listrik yang jaraknya tinggal 4,5 km lagi bisa terhubung dengan pipa gas jaringan natuna,” saran Ferry.

 

Persoalan jalur pipa gasdari Natuna ini memang sudah menjadi PR dari tahun ke tahun yang belum juga terselesaikan, ini menjadi ranah PLN dan kementerian ESDM untuk segera menyelesaikan dan solusinya untuk suplai listrik di daerah Kepri, imbuh Ferry Kase.

 

Legislator asal Dapil Nusa Tenggara Timur II ini menekankan aspek dampak lingkungan agar tercipta clean energy. Selain untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat, dampak jangka panjangnya juga harus kita pikirkan.

 

Terkait hasil tinjauan lapangan, Ferry melihat inspeksi di lapangan terhadap PLTU Tanjung Kasam secara manajemen dan pengelolaan di lapangan sudah bagus, sejauh ini juga bersih, namun penggunaan batu bara ini sudah cukup massif dimana-mana padahal energi primer yang dimiliki Batam bukanlah batu bara,” pungkas Ferry Kase.

 

Direktur Bisnis PLN Regional Maluku-Papua Ahmad Rofiq yang mendampingi kunjungan tersebut menyatakan bahwa persoalan jalur pipa gas dari Natuna hingga kini masih menjadi perdebatan di tingkat pusat.

 

“Kami juga berharap dukungan Komisi VII DPR agar persoalan konektivitas jalur pipa gas Natuna tidak berlarut-larut sehingga PLN Batam kelak bisa ikut menikmati suplai gas dari blok Natuna,” imbuhnya.

 

Terkait masalah pemanfaatan batu bara dan lingkungan hidup, Fly ash dan Bottom ash dari proses pembakaran batubara di PLTU Tanjung Kasam selama ini digunakan untuk campuran semen, batako dan paving blok. 

 

"Kami selama ini menjalin kerja sama dengan PT. Semen Bosowa untuk pemanfaatan limbah batu bara menjadi campuran bahan baku semen," tutup Dadan selaku Direktur PLN Batam meyakinkan.(ojie,mp).

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...